Minggu, 29 Oktober 2017

TAK SADAR

Sesampainya aku berpijak dirumah,
Seluruh syaraf-syarafku mulai sibuk bertanya,
Mereka bergemuruh dari dalam,
Mengeluarkan riak-riak semu dibalut malam,
Sebentar... apa yang telah terjadi?

Aku baru tahu, bahwa separuh manismu mengikuti jalan pulangku,
Membuatku sedikit mabuk,
Sedikit linglung, sedikit kalut..
Bisa bisanya kau membiarkan ini terjadi,
Membiarkan aku memuja dalam dahaga,
Sekaligus bertanya-tanya, gerangan apa yang telah terberai..

Menjadi semakin sulit aku untuk memberi nilai,
Mana yang palsu, mana yang nyata,
Juga mana yang betulan rindu..
Goyangan angin tertanda lara menyerupai,
Aku dan ego ku yang sedari tadi berseteru..
Menyaksikan kelemahanku kala menimang-nimang ragu..

Pukul sebelas malam aku berdiri sendiri,
Lalu duduk lagi dengan berantaknya emosi,
Kau masih belum mampu ku terka,
sekalipun kulitmu menggelayut ringan ke kulitku,
sekalipun hujan dan kecupmu berubah menjadi candu untukku,
Aku tak peduli...

Ah.. pagi kembali sambil terkikik menyapaku,
Yang semalaman suntuk sibuk mencari cara,
untuk menemukan kembali wangi dirimu,

Yang sempat bertaburan bebas di rongga paru-paruku..