Sabtu, 17 September 2016

PASAR

Aku riuh di tengah kemarau panjang..
Mengeluh dan mengelu-elukan panas yang berlubang
Ramai di luar dan tak berarti di dalam
Menyusuri ombak besar dan Lili yang tertanam
Aku tertegun di tengah pasar,
Mencabik-cabik cakrawala dalam hingar bingar
Peduli apa aku pada kelakar?

Aku termangu melihat anak di sudut itu
Ia lapar, ia mencari cari sampai terkapar..
Aku sudah tak tahan berada di pasar
Kerumunan ini begitu menyiksa
Aku butuh nafas,
Butuh luka dan tawa,
Butuh air mata dan cinta
Butuh senjata untuk mendua..

Kembali aku berjalan liar
Aku masih di kerumunan pasar..
Dimanakah pintu itu, yang sering disebut pintu keluar?
Yang ku temukan hanya muka-muka dua, bahkan tiga
Bertebaran senyum nan rupawan
Aku muak berada di pasar,
Merasa iritasi terhadap sekitar..
Banyak manusia mengais sisa sisa busuknya jiwa,

Dan aku bukanlah pengemis yang sebegitu nya.