Jumat, 27 Mei 2016

DIORAMA HATI

Hati.. aku jarang membicarakannya
Bahkan akhir akhir ini tak ku kunjungi ia
Bagaimana keberadaannya, bagaimana atmosfirnya.
Sengaja ku biarkan berdebu untuk sementara,
Agar saat ku kembali, aku tau maksud hati.
Hati.. aku jarang menyentuhnya
Bahkan belakangan ini tak ku rasakan getarannya
Bagaimana gelombang asa nya, bagaimana daun pintu nya.
Sampai aku terkecoh dengan ketidak tahuanku sendiri
Bahwa ternyata selama ini aku sudah main hati
Aku sudah mencoba mengoyak bungkusan yang ku tutup rapih
Dan hasilnya mengejutkanku, mengejutkan dada ku..
Aku masih belum bijaksana dalam menentukan arah
Haruskah ku lari ke hutan lalu berteriak marah,
Atau pergi ke gunung lalu tertegun merenung,
Luar biasanya hati sampai aku tak mengerti,
Bagaimana ia bekerja dan terus bekerja selama nafas ku masih ada
Bagaimana ia kembali merangkak dan membuka tabir jiwaku
Mencoba menyusup tanpa izin sang empu..
Hati.. bisakah kau mengerti sebentar saja?
Bahwa aku butuh catatan kosong di relung dada
Bukan seperti ini yang aku mau, bukan seperti ini yang aku rindu..
Karena aku yakin kau mengerti dengan baik apa yang telah ku sentuh,
Apa yang ku rengkuh, dan apa yang akhirnya terlepas dari jemariku..
Biarkan aku berjalan dulu sendiri, duhai hati..
Jangan kau ganggu aku dengan tipu daya mu, naluri mu.

Aku masih rapuh, rapuh bahkan untuk menertawakan diriku sendiri..